AOK.CO.ID – Memilih pemimpin merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara menurut ajaran Islam. Pemimpin yang adil dan berintegritas akan membawa kebaikan bagi umat, sebaliknya pemimpin yang zalim dan tidak jujur akan menimbulkan banyak kerusakan.
Oleh karena itu, Islam memberikan pedoman yang jelas mengenai kriteria dan cara memilih pemimpin. Berikut ini adalah beberapa cara yang dianggap paling tepat dalam memilih pemimpin dalam Islam beserta dalil-dalilnya.
1. Memilih Pemimpin yang Adil dan Bertakwa
Islam menekankan bahwa pemimpin harus memiliki sifat adil dan bertakwa kepada Allah. Keadilan merupakan sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar bisa mengayomi seluruh rakyat tanpa memandang status atau golongan. Pemimpin yang bertakwa juga akan selalu berusaha menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan syariat.
Dalil tentang keadilan ini terdapat dalam Al-Qur’an:
Surah An-Nisa’ ayat 58: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Selain itu, Rasulullah juga bersabda tentang pentingnya keadilan dalam kepemimpinan:
Hadis riwayat Muslim:
“Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil akan berada di atas mimbar-mimbar cahaya di sisi Allah, yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum mereka, terhadap keluarga mereka, dan terhadap apa yang mereka pimpin.”
2. Memilih Pemimpin yang Amanah
Amanah merupakan tanggung jawab moral dan kepercayaan yang diberikan kepada seseorang. Seorang pemimpin harus amanah dalam menjalankan tugasnya, tidak boleh mengkhianati rakyat, dan harus menjaga kepentingan umat di atas kepentingan pribadi atau golongannya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Anfal ayat 27:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati (amanat) Allah dan Rasul, dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.”
Pemimpin yang amanah akan menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya, sesuai dengan sabda Rasulullah:
Hadis riwayat Bukhari:
“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpinnya…”
3. Memilih Pemimpin yang Berilmu
Ilmu menjadi syarat penting bagi seorang pemimpin, karena ilmu yang dimiliki akan membimbingnya untuk memutuskan kebijakan dengan bijaksana. Pemimpin yang berilmu tidak hanya memahami persoalan dunia, tetapi juga mendalam dalam ilmu agama sehingga mampu membimbing rakyat menuju jalan yang benar.
Dalil mengenai pentingnya ilmu dalam kepemimpinan dapat ditemukan dalam Al-Qur’an Surah Al-Mujadilah ayat 11:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Rasulullah juga mendorong umat Islam untuk mencari pemimpin yang berilmu:
Hadis riwayat Bukhari:
“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memberinya pemahaman dalam agama.”
4. Memilih Pemimpin yang Berakhlak Mulia
Akhlak adalah cerminan kepribadian seseorang. Pemimpin yang memiliki akhlak mulia akan senantiasa bersikap jujur, sabar, dan lemah lembut terhadap rakyatnya. Islam mengajarkan bahwa pemimpin yang baik adalah yang memiliki akhlak seperti Rasulullah, yang merupakan teladan terbaik bagi umat manusia.
Dalil tentang pentingnya akhlak mulia terdapat dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 21:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
5. Memilih Pemimpin yang Sehat Fisik dan Mental
Pemimpin harus memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, karena tugas kepemimpinan sangat menuntut energi dan kestabilan emosi. Pemimpin yang sehat secara fisik dan mental akan lebih mampu menangani berbagai tantangan yang dihadapinya.
Dalam Islam, pentingnya kesehatan fisik dan mental ini juga diisyaratkan dalam kisah Nabi Musa yang meminta kepada Allah kekuatan fisik dan mental untuk menjalankan tugasnya sebagai pemimpin:
Surah Thaha ayat 25-26:
“(Musa berdoa:) Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku.”
6. Musyawarah dalam Memilih Pemimpin
Islam sangat menganjurkan musyawarah dalam memilih pemimpin. Musyawarah atau syura adalah proses diskusi dan pertimbangan yang melibatkan orang-orang yang ahli dan berpengalaman untuk menentukan pemimpin yang terbaik.
Dalil tentang pentingnya musyawarah ini disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Asy-Syura ayat 38:
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka…”
Dalam konteks demokrasi modern, musyawarah ini bisa diartikan sebagai partisipasi masyarakat dalam memilih pemimpin secara jujur dan adil melalui pemilihan umum.
Kesimpulan
Memilih pemimpin dalam Islam bukanlah sekadar memilih orang yang populer atau memiliki kekuatan politik, tetapi harus memperhatikan kriteria-kriteria seperti keadilan, amanah, ilmu, akhlak mulia, serta kemampuan fisik dan mental.
Proses pemilihan pemimpin juga harus melibatkan musyawarah dan mempertimbangkan kepentingan umat secara keseluruhan. Dengan demikian, diharapkan pemimpin yang terpilih mampu membawa kemaslahatan dan keberkahan bagi masyarakat.
Islam memberikan pedoman yang jelas untuk memilih pemimpin yang terbaik agar masyarakat dapat hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan sesuai dengan nilai-nilai Islam.***