AOK.CO.ID – “Penjajah juga Berjanji” (Baca: Bantuan). Dari zaman dulu sampai sekarang, tebar janji (Baca: Program Bantuan) sebanyak-banyaknya asalkan bisa menang adalah cara klasik rayuan politik.
Penjajah Bangsa Eropa datang, berjanji ‘hanya’ berdagang dengan para raja, leluhur bangsa kita.
Begitu pula Jepang, sang saudara tua. Demi mendapatkan hati pendahulu-pendahulu kita, dengan entengnya berjanji sesuatu yang benar-benar diinginkan rakyat ketika itu, kemerdekaan.
Bukannya dapatkan janji, pendahulu-pendahulu kita malah terperosok dalam penderitaan nan pilu. Nyatanya kemerdekaan itu didapat pendahulu dengan darah dan keringat, rakyat yang berjuang bersatu padu. Demikian kisah tempo dulu.
Di masa kini cerita terulang, hanya saja bertukar peran, namun yang pasti jadi korban tetap sama, rakyat!
Program janji (Baca: Bantuan) ini dan itu jadi dongeng seru, dihembus, dibisikan, ke seluruh penjuru kampung, terpampang di setiap sudut jalan. Bahkan di dinding kamar. Rakyat hendak dibuai, rakyat disumpal janji.
Ya, janji dengan segudang bantuan, asalkan dipilih dan bisa menang, soal ditepati atau pun tidak, itu soal lain.
Rakyat musti cepat sadar, segeralah siuman, calon pemimpin yang maunya dipilih dengan politik tebar janji (Baca: Program Bantuan) tak layak mendapatkan tempat di hati rakyat, apalagi mendapatkan suara rakyat!
Jadi mari, Tanggal 27 November 2024, rakyat hanya perlu bersatu, berbuat untuk mandiri!***
Aik Rengas, 22 November 2024
Kaluk pandai mace…sadar lah…