AOK.CO.ID, BELITUNG TIMUR – Adanya pertambangan timah di bibir pantai Lalang Kecamatan Manggar, Belitung Timur ganggu aktivitas melaut nelayan.
Akses yang biasanya dilalui parahu nelayan untuk pergi melaut bahkan tertimbun pasir karena banyaknya aktivitas pertambangan timah jenis suntik di lokasi tersebut.
Menurut salah seorang nelayan yang tak ingin disebutkan namanya mengemukakan bahwa persoalan yang mereka alami itu sudah sejak beberapa tahun terakhir.
Dia mengatakan, hingga sekarang ini Pemerintah Kabupaten Belitung Timur masih belum mengambil tindakan apapun atas keluhan yang dialami oleh mereka selaku nelayan.
“Ini sebenarnya bukan masalah baru, tapi sudah lama. Lewat muara itu kami nelayan menjadi susah kelur masuk terutama air surut karena adanya aktivitas pertambangan itu,” katanya saat diwawancara beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa mereka para nelayan yang memanfaatkan Muara Lalang sebagai akses keluar dan masuk perahu tidak anti terhadap penambang.
Namun, yang diharapkannya, Pemerintah Kabupaten Belitung Timur bisa mengambil sikap dalam menyelesaikan persoalan nelayan.
“Dulu kami sudah pernah kami laporkan permasalahan ini ke Bupati dan Polres, tapi tidak ada hasil. Kami melapor ini kan bukan berarti kami tidak suka penambang, tapi karena mengganggu aktivitas nelayan,” ujarnya.
Atas persoalan yang dialami nelayan tersebut, dia berharap Bupati Belitung Timur Kamarudin Muten bisa menyelesaikan.
Yakni dengan segera melakukan pengecekan ke lokasi dan menentukan kebijakan yang bisa diambil.
“Kedua, dilakukan pemantauan secara rutin bersama aparat penegak hukum supaya tidak terjadi lagi penambangan timah di sana,” imbuhnya.
Selain itu pula, nelayan berharap agar Bupati Kamarudin Muten juga segera berkoordinasi dengan aparat penegak hukum supaya menindak dalang di balik aktivitas pertambangan timah di Pantai Lalang tersebut.
“Kalaupun ada dalang di belakang layar kami minta Bupati supaya ditindak tegas agar tidak ada lagi ke depannya pertambangan timah di wilayah itu bang,” tukasnya.
Menurut informasi dari yang diterima media ini, hingga Sabtu 5 April 2025 aktivitas pertambangan timah di kawasan tersebut masih berlangsung.***
